top of page
Search
Writer's pictureBersama Ruang Rasa

Cerita Tentang Rasa : “Tentang Kamu yang Pilih Berjuang”




Untuk Kamu yang Pilih Berjuang


“Ada rasa lelah yang menurutku tak bisa aku ungkapkan ke orang orang. tentang ekonomi, perusahaan ayahku bangkrut saat pandemi, utang melilit dimana-mana sampai 6,5 M, penagih utang datang setiap hari sambil berkata kasar. keluarga ku semakin jatuh saat sekeluarga kena covid, kecuali aku yang mengidap tbc. awalnya aku tidak menerima, aku menjauh dan mengurung diri agar tidak ikut terpapar. dengan keadaan stres berat. sampai akhirnya nenek yg juga terpapar covid mulai kritis, aku akhirnya membuka mata dan melihat keadaan keluarga ku benar benar kacau, aku yg masih berumur 16 tahun, mulai dari memasak, mencuci, membersihkan rumah, membeli obat²an hingga menemani nenek ku lakukan sendiri. bahkan aku tidak peduli lagi bagaimana aku kedepannya. nenek makin kritis sampai tidak sadarkan diri, ayah pada saat itu juga kritis, dari pagi sampai malam selalu mendengar batuk ayah, ayah juga memakai tabung oksigen setiap saat, bunda demam dan tidak bisa bangkit dari tempat tidur, kakak dan adikku sama, semuanya tepar akibat covid, aku dengan keadaan yang mulai tidak fit tetap menemani mereka, nenek meninggal tp kami hanya menyelenggarakan sendiri karena petugas kesehatan tdk ada yg datang ke rumah, ayah masuk rumah sakit, dan aku apa kabar?


aku sengaja izin sekolah 3 minggu demi membereskan kekacauan keluarga, setiap masuk kamar aku hanya menangis, takut akan masa depan bagaimana dengan sekolahku, bagaimana dengan utang ayah. akhirnya semua sehat, aku mulai sekolah kembali, dengan berjualan kue karena ekonomi keluarga benar benar sulit. aku berjualan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari keluarga sekarang. aku sekarang masih takut, aku yg kelas 3 sma sekarang akan kuliah atau tidak, karena kakakku sedang kuliah, adikku tahun 2022 akan masuk pesantren, doakan yang terbaik untukku ya, semoga aku bisa mendapatkan beasiswa untuk kuliah”

.

.


Teruntuk kamu yang masih berjalan dan berjuang, kalau saat ini untuk merasa tidak apa apa masih dirasa cukup mahal... semoga kamu selalu bisa mengedepankan jujurmu. Jujurmu kalau kamu lelah saat ini, jujurmu kalau saat ini untuk berdiri di atas kakimu sendiri bukan hal yang mudah. Perjalanan menjadi kuat untuk masing-masing dari kita pasti berbeda-beda, tapi seringnya dari sedih kita kenal bahagia kita. Dari lemah kita tahu kuat kita, dari tanya kita tahu jawab kita, dari jatuh kita tahu bangkit kita, semua hal yang kita dapatkan kalau pilihan kita adalah untuk melanjutkan bukan berhenti. Kekuatan terbesar manusia adalah merasa, ironis karena kekuatan tersebut menjadi ketakutan terbesar kita juga. Terima kasih untuk kamu yang selalu berani untuk merasa.


Jalannya hidup bukan untuk lomba cari garis selesai, bukan tentang cari akhir yang menyenangkan dan semua selesai. Maafkan jalannya hidup yang sering buat kita lelah, karena sampai kapanpun untuk kita belajar paham dengan dunia kita tidak ada kata usai. Kamu yang berjalan di atas kakimu dan juga beriringan dengan kaki ayah ibu dan keluargamu, terima kasih karena sudah berusaha melangkah bersama walau kadang langkah satu sama lain suka hilang arah. Kaki kita semua tidak ada yang sempurna, tapi dari hal itu kita jadi tahu cara bisa seiring dengan cara kita. Langkah tegap dengan cara kita. Kita tidak mungkin tahu kuatnya kita kalau bukan dari lemahnya kita.


Doa bukan tuntutan untuk sang Pencipta mengabulkan, tapi kesempatan kita berpasrah untukNya mengarahkan. Proses yang kita alami saat ini mungkin apa yang kita mau, tapi yang pasti yang kita butuhkan. Oleh karena itu, untuk kamu yang masih memilih untuk berjuang.. Doa untukmu adalah agar kamu selalu ada dalam prosesmu, selalu percaya dengan kamu, jujur dengan dirimu, dan menemukan jawabmu walaupun bukan hari ini. Doa untukmu, untuk kamu percaya kalau kamu bisa dan semoga kamu bisa melihat hebatmu, seperti cara kami melihatmu.


- Ruang Rasa





29 views0 comments

Recent Posts

See All

Comments


Post: Blog2_Post
bottom of page